Langsung ke konten utama

Postingan

Tulus

Apakah makna dari Tulus? "Sesuatu yang maknanya baru ditemukan ketika tidak mempertanyakan." Tidak pernah ada yang bisa mengukur ketulusan, n amun siapapun bisa merasakan keberadaannya. Ketulusan yang akan memaksamu mengalahkan ego, memaksamu menerima, memahami makna maaf, dan pada akhirnya membuatmu tersenyum untuk dia yang tersayang. Kita tidak perlu repot-repot menjelaskan kepada orang lain betapa tulusnya hati kita. Ketulusan yang benar-benar tulus akan menjelaskan sendiri ketulusan itu.  Besok-besok, jika melihat sesuatu yang disukai, kejarlah dengan ketulusan hati. Sebab, hanya ketulusan yang benar-benar tuluslah yang akan sampai pada hati yang dituju. Maafkan aku. Telah gagal mencintaimu dengan tulus. Karena hati ini terlalu berharap kepadamu.
Postingan terbaru

Per(asa)an Manusia Biasa

Saya cuma manusia biasa Masih memiliki hati yang cukup perasa Sekuat saya menguarkan amarah Sekeras saya menjejalkan benci di rongga dada Sederas itu pula tidak tertahan air mata Saya cuma manusia biasa Menahan pedih tidak bisa setegar itu Dikhianati tidak bisa membuat saya bertingkah biasa saja Mendapati kamu mencintai orang lain bahkan saat masih bersama saya, bukan hal mudah untuk terlupa Secerdas itu kamu menyelinapkan hati yang lain tanpa sepengetahuanku hingga aku terlambat menyadarinya Padahal dulu, kamu selalu membuatku ingin terus terjatuh pada cinta yang sama dengan sederhananya Terima kasih.

Diam-Diam

Ada yang masih aku lakukan secara sembunyi-sembunyi Ada sewujud doa yang aku ungkap setiap mengawali pagi Untuk dia yang belum juga tau tentang apa yang aku lakukan setiap hari, di sini Ada yang kesulitan mengatur debar napas..seusai segaris bibirmu mengembang bebas Sebutlah aku pengaggummu Iya.. Aku yang mengagumimu Entah sampai kapan namaku tak kuucapkan Entah sampai kapan aku sebagai sosok transparan yang memelukmu dengan doa dan harapan  Entah sampai kapan rasa ini tak terutarakan Entah sampai kapan aku harus menyimpan perasaan yang tak beralaskan alasan Rasanya dengan ketidaktahuanmu tentang pengetahuanku tentangmu lebih baik untuk sementara waktu Masih ingatkah kamu, emoticon itu " ;-P "

Se [Hancur] Itu

Aku hancur karena terlalu percaya. Juga patah karena memilih orang yang salah. Aku terkubur dalam-dalam dalam hati seseorang yang kuselami dengan niat untuk bisa ku mengerti. Aku memutuskan berjuang untuk hati yang memperjuangkan orang lain. Aku ditinggalkan karena menunggu. Aku juga dihakimi karena melindungi. Aku ditinggal pergi karena tak cukup memberi. Aku ditikam karena terlalu jujur pada hati sendiri. Aku disalahkan karena berbicara yang sebenarnya. Aku disuruh menunggu ketika ia tengah menunggu orang lain. Kalian pernah? Aku pernah seperti itu. Sehancur itu aku pernah berjuang, berkali-kali bangkit hanya untuk kembali dihancurkan. Aku hanya ingin kamu tahu bahwa aku pernah sehancur itu. Jika kamu yang kupilih sekarang juga hendak menghancurkanku, tak apa; Aku rela. Sudah sepenuh hati aku siap. Hatiku milikmu. Mau kamu genggam kuat-kuat hingga tercerai-berai atau kamu simpan sebagai kenang-kenangan, aku tak peduli. Namun selama ka

Bagaimana Rasanya Meninggalkanku?

Ada banyak pertanyaan yang sama Berulang-ulang muncul di kepala Bagaimana rasanya meninggalkanku? Bagaimana rasanya hidup tanpa ada lagi aku? Bagaimana rasanya meniatkan diri untuk mencari yang baru demi menggantikan aku? Bagaimana? Bahagiakah? Aku menuliskan ini bukan minta dikasihani Tenang saja Aku tidak akan merengek Aku tidak semenyedihkan itu Aku pernah sakit hati karena dikhianati Pernah menunggu untuk melepaskan Pernah tertusuk kepingan hatiku sendiri karena sebegitu percaya dan egoisnya Pernah menangis pasrah menjadi yang paling disembunyikan Pernah menjadi yang paling disalahkan atas rasaku Ya, aku pernah sehancur itu Aku pernah bangkit untuk menjadi yang dihancurkan lagi. Entah Setelah nanti disaat aku sudah mampu menyusun percaya Menyatukan keping hati ini sendirian, akan jadi apa selanjutnya?  Menjadi yang paling dibahagiakan bangkit tertatih untuk dikhianti lagi atau berdiri terseok untuk menjadi yang dibunuh? A

Apa kabar kamu

Bahkan setelah jarak memisahkan dan tanpa kabar, aku masih belum menemukan kata ganti “kamu” yang bisa menggantikan dirimu disetiap hariku. Hai, apa kabar kamu? Sudah lama sekali rasanya kita tidak menghabiskan waktu berdua hanya dengan obrolan-obrolan ringan mengenai apa saja,  tidak bercanda atau saling menertawakan kebodohan masing-masing. Kini sekat itu nyata sekali terbentang. Bahkan untuk kamu yang nyaris setiap hari setiap waktu ada Aku rindu omelan-omelanmu mengenai apapun,  rindu usilmu yang menyebalkan. Tapi tampaknya kamu tidak.  Kamu baik-baik saja.  Bahkan terlihat lebih bahagia tanpa kehadiranku.  Kamu kini terbang bebas tanpa peduli benang-benang yang mengikatmu. Tertawa lepas tanpa kegundahan yang kau keluhkan jika bersamaku. Nyatanya, mungkin aku gagal menjadi seorang yang memberikan rasa nyaman, hingga pada akhirnya kamu memutuskan benar-benar beranjak dariku Apa kabar kamu? Kini aku yang tak lagi tahu kesibukan

Ikh.las

Bala galau, mari bercerita tentang keikhlasan. Aku tdk pernah setuju kalau ikhlas berarti tidak menangis. Ikhlas juga bukan berarti bersikap pasrah. Aku yakin ikhlas menyimpan ribuan semangat, tentang kekuatan maha misterius yang bisa menyeruak setelah kita merelakan ini semua. Begitu juga mengkihlaskanmu pasti tidak akan mudah. Bukan karena aku tergantung padamu, tapi karena kamu selalu menjadi orang pertama yang entah mengapa secara selalu muncul di otakku. Aku mengikhlaskanmu bukan berarti aku rela kamu dimiliki orang lain. Itu karena aku terlanjur menebar kotak harapan dan impian di sepanjang langkah bersamamu. Mengikhlaskanmu, berarti melambaikan sapa do’a untukmu di dalam hati, setiap hari. ikhlas : ikh · las (kata kerja, kata sifat) = “berhenti memenjara perasaan gagal mencapai impian supaya tak membusuk di dalam hati, seraya mengumpulkan sebongkah energi untuk mengambil hal positif yang harus dijadikan pelajaran.”